PENGERTIAN ILMU FIQIH
‘Fiqih’ menurut bahasa : kefahaman.
Antaranya firman Allah ta’ala :
ولكن لا تفقهون تسبيحهم
Artinya: “akan tetapi kamu tak memahami tasbih mereka”- Al-Isra’ 44.
Firman-Nya lagi :
قالوا يا شعيب ما نفقه كثيرا مما تقول
Ertinya : “kata mereka : wahai Syu’aib kami tak faham kebanyakkan daripada apa yang kamu perkatakan”-Hud 91.
Fiqih menurut syara’ adalah mengetahui hukum-hukum Allah sama ada berkaitan dengan aqidah dan amali.
Oleh itu kalimah fiqh menurut syara’ bukan terbatas kepada perbuatan orang-orang yang mukallaf atau hukum-hukum berbentuk amali. Bahkan ia merangkumi hukum-hukum aqidah. Sehinggakan sebahagian ulama berkata : “sesungguhnya ilmu aqidah merupakan ‘Fiqih Al-Akbar’ (ilmu fiqh yang paling utama). Ini adalah benar kerana kamu tidak akan dapat melakukan ibadat kepada ma’bud (iaitu Allah) melainkan setelah mengetahui cara mentauhidkan-Nya dari segi rububiyah-Nya, nama-nama dan sifat-sifat-Nya dan uluhiyah-Nya. Kalau tidak maka bagaimana kamu hendak beribadat kepada sesuatu yang tidak dikenali? Oleh itu asas yang pertama adalah tauhid. Maka layaklah ia dinamakan ‘Fiqh Al-Akbar’.
Fiqih menurut istilah : mengenali hukum-hukum yang amali dengan dalil-dalilnya secara terperinci.
Kata-kata kami ‘mengenali’, tidak kami mengatakan mengetahui kerana fiqih itu sama ada berdasarkan ilmu (yang pasti) atau pun dzon (tanggapan yang lebih mirip kepada ilmu). Tidak semua permasalahan fiqih diketahui secara qath’i (pasti). Banyak permasalahan yang dibina berdasarkan ‘dzon’. Ini banyak berlaku pada masalah yang berlandaskan ijtihad yang tidak sampai ke tahap keyakinan yang putus. Akan tetapi Allah tidak mentaklifkan ke atas sesuatu jiwa melainkan berdasarkan kemampuannya. Maka kata-kata kami ‘mengenali’ untuk merangkumi ilmu dan dzon.
Kata-kata kami ‘yang amali’ mengelakkan (percampuran) dengan hukum-hakam aqidah. Ianya tidak termasuk di dalam ilmu fiqh mengikut istilah walaupun ia termasuk dalam syariat.
Kata-kata kami ‘dengan dalil-dalil secara terperinci’ mengelakkan (percampuran) dengan ilmu usul fiqh kerana perbahasan dalam usul fiqh berkaitan dengan dalil-dalil yang umum. Adakalanya didatangkan permasalahan secara terperinci sebagai contoh sahaja. Dapat difahami daripada kata-kata kami ‘dengan dalil-dalil’ bahawa sesungguhnya orang yang bertaqlid bukanlah seorang ‘faqih’ kerana dia tidak mengetahui hukum-hakam dengan dalil-dalilnya. Kemampuannya hanyalah mengulang-ulang apa yang ada di dalam kitab sahaja. Ibnu Abdil Bar menukilkan ijma’ tentang perkara ini. Dengan ini kamu mengetahui pentingnya pengetahuan tentang dalil. Seorang penuntut ilmu wajib mengambil permasalahan (agama) dengan dalil-dalilnya. Inilah yang akan menyelamatkannya di sisi Allah ta’ala kerana Allah berkata di hari kiamat :
ما ذا أجبتم المرسلين
artinya : “apakah yang kamu sahut (daripada seruan) para rasul”-Al-Qosas 65.
Dia tidak mengatakan : “apakah yang kamu sahut daripada seruan penulis Fulani. Oleh itu tidak boleh tidak mesti kita mengetahui apakah yang diperkatakan oleh para rasul untuk kita beramal dengannya.(yang dimaksudkan di sini ialah Nabi Muhammad yang merupakan rasul akhir zaman).
Akan tetapi bertaklid dibolehkan ketika dharurat berdasarkan firman Allah :
فاسألوا أهل الذكر ان كنتم لا تعلمون
artinya : “bertanyalah kepada ahli ilmu sekiranya kamu tidak mengetahui”-An-Nahl 43.
Apabila kita tak mampu mengetahui kebenaran dengan dalilnya maka mestilah kita bertanya. Oleh itu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : “bertaklid seperti memakan bangkai. Apabila seseorang mampu mengeluarkan dalil maka tidak halal baginya bertaklid”.
Dipetik dari kitab Syarhul Mumti’ ‘ala Zadil Mustaqni’.
Dinukilkan oleh : Ustadz Abu auzaie
PENGERTIAN USUL FIQIH
Pengertian Ushul Fiqh dapat dilihat sebagai rangkaian dari dua buah kata, yaitu : kata Ushul dan kata Fiqih dan dapat dilihat pula sebagai nama satu bidang ilmu dari ilmu-ilmu Syari'ah.
Dilihat dari tata bahasa (Arab), rangkaian kata Ushul dan kata Fiqh tersebut dinamakan dengan tarkib idlafah, sehingga dari rangkaian dua buah kata itu memberi pengertian ushul bagi fiqh.
Kata Ushul adalah bentuk jamak dari kata ashl yang menurut bahasa, berarti sesuatu yang dijadikan dasar bagi yang lain. Berdasarkan pengertian Ushul menurut bahasa tersebut, maka Ushul Fiqh berarti sesuatu yang dijadikan dasar bagi fiqh.
Dapat diketahui bahwa Ushul Fiqh sebagai rangkaian dari dua kata, berarti dalil-dalil bagi fiqh dan aturan-aturan/ketentuan-ketentuan umum bagi fiqh.
Fiqih itu sendiri menurut bahasa, berarti paham atau tahu. Sedangkan menurut istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Sayyid al-Jurjaniy, pengertian fiqh yaitu :
Yang Artinya: "Ilmu tentang hukum-hukum syara' mengenai perbuatan dari dalil-dalilnya yang terperinci."
Yang dimaksud dengan dalil-dalilnya yang terperinci, ialah bahwa satu persatu dalil menunjuk kepada suatu hukum tertentu, seperti firman Allah menunjukkan kepada kewajiban shalat.
Dengan penjelasan pengertian fiqh di atas, maka pengertian Ushul Fiqh sebagai rangkaian dari dua buah kata, yaitu dalil-dalil bagi hukum syara' mengenai perbuatan dan aturan-aturan/ketentuan-ketentuan umum bagi pengambilan hukum-hukum syara' mengenai perbuatan dari dalil-dalilnya yang terperinci.
Tidak lepas dari kandungan pengertian Ushul Fiqh sebagai rangkaian dari dua buah kata tersebut, para ulama ahli Ushul Fiqh memberi pengertian sebagai nama satu bidang ilmu dari ilmu-ilmu syari'ah
Dengan lebih mendetail, dikatakan oleh Muhammad Abu Zahrah bahwa Ilmu Ushul Fiqh adalah ilmu yang menjelaskan jalan-jalan yang ditempuh oleh imam-imam mujtahid dalam mengambil hukum dari dalil-dalil yang berupa nash-nash syara' dan dalil-dalil yang didasarkan kepadanya, dengan memberi 'illat (alasan-alasan) yang dijadikan dasar ditetapkannya hukum serta kemaslahatan-kemaslahatan yang dimaksud oleh syara'.
http://www.cybermq.com/index.php?pustaka/detail/8/1/pustaka
Diposkan oleh stemofradish.blogspot.com
Oleh : Fadhilatus Syaikh Muhammad ibnu Soleh ibnu ‘Usaimin رحمه الله
Perbedaan usul fiqih dan ilmu fiqih
FIQH : Obyek Fiqh adalah perbuatan mukallaf (muslim/ah yg sudah baligh) dilihat dr sisi ketetapan ahkam-syar’iyyahnya, spt : bagaimana hukum2 untuk seorang muslim/ah melakukan Ijarah, wakalah, hudud, wakaf, dsb.
USHUL FIQH : Obyek Ushul-Fiqh adalah dalil2 syar’i scr umum dilihat dr sisi ketetapan hukumnya scr umum, spt : qiyas & apa argumentasinya, mana dalil2 yg bersifat/menunjukkan hukum2 ‘aam (umum) & mana yg khash (khusus), mana dalil2 yg bersifat muthlaq (menyeluruh) & mana yg muqayyad (terbatas), mana dalil2 yg menunjukkan shighat-amr (perintah) & shighat2 yg menunjukkan nahyu (larangan), dst.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar